1. JELASKAN HUBUNGAN FILSAPAT DENGAN TEORI NILAI!
Ø Arti filsafat
a. Segi semantik: perkataan filsafat berasal dari bahasa Arab 'falsafah',yang berasal dari bahasa Yunani, 'philosophia', yang berarti 'philos' cinta, suka (loving), dan 'sophia' pengetahuan, hikmah(wisdom). Jadi'philosophia' berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepadakebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut 'philosopher', dalam bahasa Arabnya 'failasuf".
Pecinta pengetahuan ialah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai tujuanhidupnya, atau perkataan lain, mengabdikan dirinya kepada pengetahuan.
b. Segi praktis : dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat bererti 'alam pikiran' atau 'alam berpikir'. Berfilsafat artinya berpikir. Namun tidak semua berpikir bererti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sebuah semboyan mengatakan bahwa "setiap manusia adalah filsuf". Semboyan ini benar juga, sebab semua manusia berpikir. Akan tetapi secara umum semboyan itu tidak benar, sebab tidak semua manusia yang berpikir adalah filsuf.
Filsuf hanyalah orang yang memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam. Tegasnya: Filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain: Filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.
Ø Beberapa definisi
Kerana luasnya lingkungan pembahasan ilmu filsafat, maka tidak mustahil kalau banyak di antara para filsafat memberikan definisinya secara berbeda-beda. Coba perhatikan definisi-definisi ilmu filsafat dari filsuf
Barat dan Timur di bawah ini:
a. Plato (427SM - 347SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
b. Aristoteles (384 SM - 322SM) mengatakan : Filsafat adalah ilmua pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).
c. Marcus Tullius Cicero (106 SM - 43SM) politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan: Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
d. Al-Farabi (meninggal 950M), filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
e. Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI, menyimpulkan: Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada
kesimpulan-kesimpulan yang universal.
f. Drs H. Hasbullah Bakry merumuskan: ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Ø Kesimpulan
Setelah mempelajari rumusan-rumusan tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa:
a. Filsafat adalah 'ilmu istimewa' yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa kerana masalah-masalah tersebut di luar jangkauan ilmu pengetahuan biasa.
b. Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami atau mendalami secara radikal dan integral serta sistematis hakikat sarwa yang ada, yaitu:
" hakikat Tuhan,
" hakikat alam semesta, dan
" hakikat manusia,
serta sikap manusia sebagai konsekuensi dari paham tersebut. Perlu ditambah bahwa definisi-definisi itu sebenarnya tidak bertentangan, hanya cara mengesahkannya saja yang berbeda.
Ø Cabang-cabang filsafat
Menurut Aristoteles, murid Plato, mengadakan pembagian secara kongkret dan sistematis menjadi empat cabang, yaitu:
a) Logika. Ilmu ini dianggap sebagai ilmu pendahuluan bagi filsafat.
b) Filsafat teoretis. Cabang ini mencangkup:
" ilmu fisika yang mempersoalkan dunia materi dari alam nyata ini, " ilmu matematika yang mempersoalkan hakikat segala sesuatu dalam kuantitasnya, " ilmu metafisika yang mempersoalkan hakikat segala sesuatu. Inilah yang paling utama dari filsafat.
c) Filsafat praktis. Cabang ini mencakup:
" ilmu etika. yang mengatur kesusilaan dan kebahagiaan dalam hidup perseorang " ilmu ekonomi, yang mengatur kesusilaan dan kemakmuran di dalam negara.
d) Filsafat poetika (Kesenian).
Pembagian Aristoteles ini merupakan permulaan yang baik sekali bagi perkembangan pelajaran filsafat sebagai suatu ilmu yang dapat dipelajari secara teratur. Ajaran Aristoteles sendiri, terutama ilmu logika, hingga sekarang masih menjadi contoh-contoh filsafat klasik yang dikagumi dan, dipergunakan.
Dari pandangan para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat dalam coraknya yang baru ini mempunyai beberapa cabang, yaitu metafisika,logika, etika, estetika, epistemologi, dan filsafat-filsafat khusus lainnya.
1. Metafisika: filsafat tentang hakikat yang ada di balik fisika, hakikat yang bersifat transenden, di luar jangkauan pengalaman manusia.
2. Logika: filsafat tentang pikiran yang benar dan yang salah.
3. Etika: filsafat tentang perilaku yang baik dan yang buruk.
4. Estetika: filsafat tentang kreasi yang indah dan yang jelek.
5. Epistomologi: filsafat tentang ilmu pengetahuan.
6. Filsafat-filsafat khusus lainnya: filsafat agama, filsafat manusia, filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat alam, filsafat pendidikan, dan sebagainya.
Dapat disimak dari penjelasan di atas, dengan demikian nilai mempunyai hubungan erat dengan filsafat. Karena nilai merupakan “pendahuluan” dari ilmu filsafat yakni LOGIKA, juga berhubungan erat dengan metafisika.
2. JELASKAN MAKNA NILAI!
Nilai dapat diukur dengan berbagai persepsi. Perkataan “nilai” dapat ditafsirkan sebagai ” makna” atau “arti” (worth) sesuatu barang/benda. Hal ini mempunyai pengertian bahwa sesuatu barang/benda akan mempunyai nilai bagi seseorang jika barang/benda tersebut memberi makna atau arti bagi seseorang tersebut. Nilai tidak semestinya dinyatakan dalam bentuk uang (Rupiah). Sebagai contoh terhadap sebuah properti (misalnya rumah), seseorang mungkin sanggup melepaskan dan menawarkan 2 buah mobil toyota kijangnya untuk mendapatkan rumah tersebut, tetapi di lain pihak ada seseorang lagi yang bersedia menawarkan 3 buah mobil toyota kijang. Jadi dapat pula dinyatakan bahwa nilai adalah kekuatan/daya tukar sesuatu barang terhadap barang lain.
Nilai juga bersifat tetap. Jelek, indah, penyayang itu tidak berubah. Yang berubah adalah penilaian oleh manusia. Oleh karena itu tidak tepat dikatakan bahwa ada pergesaran nilai karena nilai tidak pernah bergeser. Yang bergeser adalah persepsi atau penilaian manusia. Nilai bersifat tetap, mutlak, dan tak terubahkan. Nilai bukanlah penilaian, melainkan punya posisi sendiri secara objektif. Nilai juga dapat bersifat relative, karena nilai adalah penilaian, sedangkan penilaian itu dilakukan oleh setiap orang yang mempunyai perbedaan pendapat atau penilaian.
Nilai-nilai mempunyai tingkatan seperti yang dikemukakan Pumphrey berikut :
1. Nilai-nilai akhir atau abstrak, seperti: demokrasi, keadilan, persamaan, kebebasan, kedamaian dan kemajuan sosial, serta perwujudan diri dan penentuan diri.
2. Nilai-nilai tingkat menengah, seperti: kualitas keberfungsian manusia/pribadi, keluarga yang baik, pertumbuhan,peningkatan kelompok dan masyarakat yang baik.
3. Nilai-nilai tingkat ketiga merupakan nilai-nilai instrumental atau operasional yang mengacu kepada ciri-ciri prilaku dari lembaga sosial yang baik, pemerintah yang baik, dan orang frofesional yang baik. Misalnya dapat dipercaya, jujur, dan memiliki disiplin diri.
Menurut Levy, seorang ibu boleh jadi mempunyai jenis-jenis nilai yang asli, adaptif, dan aspirasional, sesuai dengan tingkat keterikatan seseorang terhadap kehidupan mereka melalui niali-nilai pribadinya. Jadi dapatlah dipahami bahwa serangkaian nilai tersebut juga perlu diwujudkan secara konsisten.
Nilai-nilai menolong kita membentuk pola-pola suatu fakta dan mengidentifikasikan keberartian (makna) fakta-fakta tersebut. Gordon menyatakan pentingnya untuk mengakui hak tersebut, bila mana kita mengetahui keberadaan dan perbedaan fakta-fakta yang kita nilai. Praktek kehidupan yang efektif, diperoleh melalui penggunaan keinginan keinginan yang berbeda dan tepat,atau melalui tinjauan situasi yang empirik dan objectif dan melalui penggunaan nilai-nilai atau prinsip-prinsip factual.
3. JELASKAN HUBUNGAN NILAI DENGAN ETIKA!
Nilai dan etika mempunyai fungsi yang sama, yakni sebagai penilai, penentu, dan penetap terhadap sesuatu yang bisa bersifat relative ataupun tetap, karena nilai ataupun etika dapat berubah-ubah sesuai perkembangan zaman.
4. JELASKAN MAKNA ETIKA!
Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan ata adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).
Etika merupakan sinonim dari akhlak. Kata ini berasal dari bahasa Yunani yakni ethos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan etika menurut filasafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Etika membahasa tentang tingkah laku manusia.
Ada orang berpendapat bahwa etika dan akhlak adalah sama. Persamaan memang ada karena kedua-duanya membahas baik dan buruknya tingkah laku manusia. Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama bagi seluruh manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang baik dan buruk sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia. Akan tetapi dalam usaha mencapai tujuan itu, etika mengalami kesulitan, karena pandangan masing-masing golongan dunia ini tentang baik dan buruk mempunyai ukuran (kriteria) yang berlainan.
Apabila kita menlusuri lebih mendalam, maka kita dapat menemukan secara jelas persamaan dan perbedaan etika dan akhlak. Persamaan diantara keduanya adalah terletak pada objek yang akan dikaji, dimana kedua-duanya sama-sama membahas tentang baik buruknya tingkah laku dan perbuatan manusia. Sedangkan perbedaannya sumber norma, dimana akhlak mempunyai basis atau landasan kepada norma agama yang bersumber dari hadist dan al Quran.
Para ahli dapat segera mengetahui bahwa etika berhubungan dengan empat hal sebagai berikut;
Pertama, dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahsa perbuatan yang dilakukan manusia
Kedua, dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran dan filsafat. Sebagai hasil pemikiran maka etika tidak bersifat mutla, absolut dan tidak pula universal.
Ketiga, dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap suatu perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, terhina dsb. Keempat, dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relatif yakni dapat berubah-rubah sesuai tuntutan zaman.
Dengan ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk.
Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.
5. JELASKAN MAKSUD 3 SYARAT ETIKA (MENGERTI, BEBAS DAN SADAR)!
Mengerti, bebas, dan sadar akan apa yang diperbuat, ditindak, dan dibicarakan sehingga tidak melanggar norma atau aturan yang berlaku (etika).
6. JELASKAN PANDANGAN DETERMINISME TENTANG KEBEBASAN MANUSIA!
Menurut Wilson : Kebebasan manusia sebenarnya merupakan dasar seluruh pengertian Agama yang dengan jelas menganjurkan kebebasan manusia dengan tegas terhadap azas keadilan Tuhan.
Oleh karena itu agama diharapkan menganjurkan kebebasan manusia dan menentang pengertian takdir atau apa yang dikatakan di dalam filsafah "Determinism" (ketentuan), yakni bahwa kebebasan manusia dapat diatur, di pola dan ditentukan yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah pertanggung jawaban.
7. JELASKAN PANDANGAN INDETERMINISME TENTANG KEBEBASAN MANUSIA!
Kebebasan indeterminisme (tidak di tentukan/tak tentu) adalah kebebasan yang selalu berubah-ubah pola pandangannnya sesuai culture dari tempat, adat dan budaya suatu tempat.
Juga dapat diartikan sebagai kebebasan yang luas, yaitu kebebasan yang tak terbatas, seperti bebasa berpendapat, berbicara dan bersikap yang disesuaikan dengan norma dan adat yang berlaku.
8. SECARA FAKTUAL/NYATA MENURUT SAUDARA, SESUNGGUHNYA KEBEBASAN ITU APA?
Menurut saya kebebasan secara fakta ialah bebas berpendapat, berbicara, bertindak, yang merupakan bagian dari ekspresi diri yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan dan tidak keluar dari norma yang berlaku di lingkungan tersebut.
9. JELASKAN MAKNA TINKATAN UKURAN BAIK, BURUK MENURUT LAWRENCE KOHL BARGE!
Baik dan buruk adalah bidang kajian etika. Baik adalah sesuatu yang secara rasional dapat menimbulkan kebaikan pada dirinya sendiri maupun orang lain, dapat mendatangkan kenikmatan dan kebahagian bagi dirinya maupun orang lain, sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan dipandang baik pula oleh intuisi atau bathin.
Sedangkan buruk adalah sesuatu yang secara rasional dapat menimbulkan kerusakan pada dirinya sendiri maupun orang lain, dapat mendatangkan rasa sakit pada dirinya sendiri maupun orang lain, menyimpang dari kodrat manusia sebagai makhluk ciptaan Allah, dan dipandang buruk pula oleh intuisi atau bathin.
Ukuran baik-buruk
a. Adat Istiadat
Adat adalah kebiasaan yang dijalankan serba tetap dan merupakan suatu kebiasaan yang normatif. Apabila laku perbuatan itu meningkat menjadi norma, maka ia menjadi unsur adat. Apabila norma tidak dijalankan dalam menghadapi situasi yang harus dijawab oleh norma tersebut maka lahirlah sanksi. Berat ringannya sanksi, bergantung pada berat ringannya pelang-garan adat.
Adat merupakan salah satu ukuran yang umum digunakan sebagian besar masyarakat yang berkebudayaan. Di dalam adat terdapat aturan-aturan yang harus dilakukan dan larangan-larangan yang harus dijauhi. Jika adat memandang baik sesuatu maka sesuatu tersebut akan dihukumi baik dan harus dilakukan, sebaliknya jika adat memandang buruk maka sesuatu tersebut akan dihukumi buruk dan harus dijauhi.
Oleh karna adat tersebut terbentuk dari kebiasaan maka akan terbentuk pula adat yang berbeda-beda pula pada setiap masyarakat. Hal ini disebabkan manusia mempunyai cara berfikir yang berbeda dalam menghadapi suatu masalah.
b. Meresapnya dan waktunya kelezatan
Yang dimaksud kelezatan oleh faham hedonisme disini adalah kelezatan secara lahiriah maupun bathiniah. Baik dan buruk diukur dengan waktu meresapnya kelezatan atau kepedihan. Semakin cepat meresap dan lama waktu terasa kelezatan yang ditimbulkan maka hal tersebut semakin baik, sebaliknya jika semakin lama meresap dan lama waktu terasanya sakit kepedihannya maka semakin buruklah hal tersebut. Ukuran seperti ini diterapkan oleh paham hedonisme yang selalu menganjurkan untuk mencari kelezatan yang sebesar-besarnya.
c. Kebahagiaan
Menurut faham Eudemonisme, kebahagiaan adalah tujuan tertinggi manusia dan merupakan tujuan terakhir manusia. Jadi ukuran baik dan buruk ditentukan dengan ukuran kebahagiaan bathin orang yang melakukan sesuatu. Semakin besar kebahagiaan yang dirasakan dirinya maka semakin besar pula tingkat baiknya, demikian sebaliknya.
d. Akibat yang ditimbulkan
Baik dan buruk diukur dari akibat yang ditimbulkan apakah membawa kemanfaatan atau kerusakan bagi dirinya ataukah pada orang lain. Bagi faham Egoistic Hedonisme, ukuran tersebut diukur melalui kelezatan bagi orang yang berbuat. Sedangkan menurut faham Utilitarisme, ukuran baik buruk diukur dengan kelezatan bagi semua makhluk.
e. Intuisi
Intuisi adalah kekuatan batin yang dimiliki oleh setiap manusia, ia dapat mengenal sesuatu yang baik dan buruk dengan selintas pandang dengan tiada memandang buah dan akibatnya. Ukuran baik dan buruk menurut faham intuisinisme ini diukur dengan ketentuan intuisi atau ilham.
10. JELASKAN PANDANGAN ALIRAN FILSAPAT TENTANG UKURAN BAIK –BURUK HEDONESME – HUMANISME!
HEDONISME
Paham hedonisme sendiri berarti suatu pemikiran yang menjadikan tujuan hidupnya adalah kesenangan materi. Kesenangan yang memuaskan jiwa dan batin setiap manusia. Hedone (kenikmatan atau kesenangan) diperoleh dengan memuaskan keinginannya. Manusia harus bisa memilih keinginannya agar dapat mencapai kepuasan yang mendalam. Hedonisme yang hanya mencari kenikmatan materi demi kepuasan jiwa tidaklah sempurna sampai seseorang terjauh dari kehidupan spiritual yang dianggap mengekang manusias.
Filosof Aristippus mengatakan bahwa kesenangan merupakan rasa dari watak yang lemah lembut dan tujuan kehidupan yang sebenarnya. Semua kesenangan nilainya sama akan tetapi berbeda dalam tingkat lamanya.
Intinya kenikmatan tersebut haruslah membawa kepuasan jiwa dan batin seseorang. Tidak peduli apakah kenikmatan itu bertentangan dengan nilai-nilai moral dan agama atau tidak. Yang pasti, kenikmatan adalah segala-galanya.
Akar dari filsafat ini adalah keadaan setiap manusia yang memiliki nafsu dan penilaian mereka bahwa manusia adalah homo ludens (makhluk yang senantiasa bermain-main). Setiap manusia yang hidup dikaruniai nafsu. Nafsu itulah yang mendorong manusia untuk mencapai kepuasan. Dengan kata lain, keinginan manusia untuk mencapai kepuasan adalah hal yang wajar karena hal ini sudah menjadi bagian dari kehidupan. Menurut paham hedonisme, keberadaan nafsu tidak bisa dikendalikan dengan cara apapun. Oleh karena itu, menghalalkan segala cara untuk memuasakan nafsu adalah cara yang sah.
Contoh-contoh prilaku Hedonisme
· Pesta Tahun Baru
· Ulang Tahun
· Penyalahgunaan narkoba
· Musik dan Seni
· Seks bebas
HUMANISME
Humanisme adalah doktrin, sikap, dan cara hidup yang menempatkan nilai-nilai manusia sebagai pusat dan menekankan pada kehormatan, harga diri, dan kapasitas untuk merealisasikan diri untuk maksud tertentu.
Kesimpulan Teori Humanistik Carl Rogers:
a) Teori Rogers disebut humanis karena teori ini percaya bahwa setiap individu adalah positif, serta menolak teori Freud dan behaviorisme.
b) Asumsi dasar teori Rogers adalah kecenderungan formatif dan kecenderungan aktualisasi.
c) Diri (self) adalah terbentuk dari pengalaman mulai dari bayi, di mana diri terdiri dari 2 subsistem yaitu konsep diri dan diri ideal.
d) Kebutuhan individu ada 4 yaitu : (1) pemeliharaan, (2) peningkatan diri, (3) penghargaan positif (positive regard), dan (4) Penghargaan diri yang positif (positive self-regard)
e) Stagnasi psikis terjadi bila terjadi karena pengalaman dan konsep diri yang tidak konsisten dan untuk menghindarinya adalah pertahanan (1) distorsi dan (2) penyangkalan. Jika gagal dalam menerapkan pertahanan tersebut konsep diri akan hancur dan menyebabkan psikotik.
f) Dalam terapi, terapis hanya menolong dan mengarahkan klien dan yang melakukan perubahan adalah klien itu sendiri.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar